Awalnya saya tak akan menulis hal ini, tapi setelah kejadian kemarin yang menimpa saya di lab komputer saat saya sedang mengajar saya ceritakan pada teman dan suami semua pada tertawa. Memang saya pikir itu hal yang lucu tetapi bagi saya tidak hanya sekedar lucu, tetapi menyakitkan dan menyedihkan. Coba bayangkan, saat saya hendak duduk dikursi, seorang siswa masuk keruangan tanpa permisi dan nylonong begitu saja. Dia langsung menuju tempat yang biasa dia tempati, dan saat dia melihat tempatnya tidak ada kursinya, sambil jalan dan tanpa memperhatikan saya yang telah siap duduk, dia tarik kursi itu tanpa beban apapun. Dan terjadilah hal yang tak pernah saya duga sebelumnya. Apakah itu? Saya yakin pasti semua bisa menduganya. Benar sekali, saya jatuh jempalikan dilantai. Sakit tidak lagi terhindar, pergelangan tangan dan pinggul keseleo, mau bangun langsung tidak bisa. Saya hanya meringis menahan sakit. Dalam kondisi yang seperti itu saya langsung bersyukur karena jatuh dalam kondisi tidak sedang hamil. Di tengah menahan sakit, saya dengar suara anak yang menarik kursi itu meminta maaf dan saya hanya bisa menganggukan kepala sembari manahan sakit.
Dalam hati kecil saya juga ingin sekali tertawa, saya tidak tahu adakah yang salah dalam hal ini? Dan saya pun tidak berani menyalahkan murid tadi. Namun diakhhir pembelajaran saya mewanti-wanti pada anak-anak untuk lebih berhati-hati saat menarik kursi. Dilihat dulu adakah yang hendak duduk atau tidak.
Dari situ saya berfikir, mungkin ini adalah teguran buat saya karena tidak memperhatikan murid yang terlambat tadi. Harusnya saya menyapa dia sehingga ada komunikasi yang baik. Ibaratnya nasi telah menjadi bubur, ke depannyalah yang harus lebih saya perhatikan untuk diperbaiki. Anak didik butuh perhatian juga ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar